Rabu, 27 Oktober 2010

POWDER EXTINGUISHER


Definisi Powder Extinguisher
Bahan pembuatan Powder Extinguisher
Kelas
Cara Penggunaan Powder Extinguisher
Pantangan menggunakan Powder Extinguisher



Definisi

Powder Extinguisher adalah zat pemadam, penyekat, dan penghambat kebakaran yang berupa bubuk biasanya digunakan untuk pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan ataupun jenis-jenis kebakaran lainnya.



Bahan :
Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering yang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan udara.

Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran PUTIH. Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentang semprotan yang berukuran kecil sampai 3m, dan yang berukuran besar samapai 6m.
Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi pemadaman yang sangat cepat.


Kelas


Kelas “C”
yaitu kebakaran oleh gas yang mudah terbakar seperti gas LPG, karbit, phospide, dan sejenisnya.
Kelas “D”
Yaitu kebakaran oleh zat magnesium , lithium , titanium , akibat bahan metal dan kimia yang terbakar.Alat pemadam api jenis ini biasanya jauh lebih mahal dibanding jenis pemadam api lainnya. Jenis ini dipersiapkan untuk menghadapi kondisi-kondisi tertentu dan memerlukan latihan secara khusus.

Kelas “K”
Yaitu kebakaran untuk media coking , cooking –oils ( Minyak masakan ) , lemak ( fat s )






Powder Extinguisher termasuk jenis pemadam kebakaran jenis A.

CARA PENGGUNAAN

1.    Buka kunci pengaman 2.    Arahkan semprotan ke dasar sumber api 3.    Pergunakan dengan tegak 4.    Sapukan arah semprotan dari kanan ke kiri (dan sebaliknya) pada dasar api tersebut
hingga padam 5.    Di udara terbuka jangan melawan arah angin


Pantangan

1. Macet pada saat digunakan. Kondisi ini timbul karena secara material, powder berupa serbuk yang pada dasarnya akan menggumpal jika terkena hawa dingin atau dibiarkan saja tanpa di kocok-kocok. Apalagi untuk Apar DCP yang menggunakan tekanan langsung CO2 atau N2 secara otomatis terkena efek dingin. Akibatnya DCP akan menggumpal. Jika dipakai maka yang keluar hanya gas pendorongnya saja.

2. Apar DCP harus dikocok. Maintenance apar DCP memng harus dikocok sebulan sekali minimal 15 kali kocokan agar tidak menggumpal. Kondisi ini membuat para pengusaha harus menyediakan tenaga maintenance tersendiri. Bisa dibayangkan jika dalam perusahaan ada 20 atau lebih apar DCP dengan variasi berat 6-20 Kg, maka berapa waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia untuk maintenance.

3. Adanya petugas maintenance yang nakal, aparnya tidak dikocok, namun dalam ceklist rutin ditulis sudah dikocok. Hasilnya apar menggumpal dan macet. Ironisnya kemacetan ini baru diketahui saat latihan atau pemakaian saat kebakaran.

4. Tidak bisa melakukan kontrol secara visual. Pada pemakaian apar DCP model catridge, konsumen tidak bisa mengetahui apakah tekanan gas CO2 (untuk pendorongnya) masih ada

atau sudah habis. Mereka baru bisa mengetahui pada saat digunakan. Baik saat latihan atau saat kebakaran. Hasilnya saat dipakai media DCP tidak keluar sama sekali. Kejadian lain dalam pemakaian apar DCP model catridge.

5. Tekanan CO2 bocor. Sering kali pada saat penggunaan apar DCP catridge, gas pendorongnya (CO2) bocor. Hasilnya media tidak keluar sama sekali.

6. Terjadinya penyalaan ulang. Jika terjadi kebakaran, bahan yang terbakar masih bisa menyala kembali. Karena DCP tidak memiliki formula anti penyalaan ulang.

7. Terjadinya kerusakan sekunder (colateral damage). Dapat dipastikan Mesin produksi dan alat elektronik rusak akibat korosif yang ditimbulkan oleh DCP.



8. Bahan baku atau material produksi rusak jika terkena DCP. Bahan baku yang sudah terkonaminasi serbuk DCP asti rusak dan harus dibuang.

9. Kotor dan susah dibersihkan. Ruangan atau tempat yang terkena DCP sangat susat dibersihkan apalagi secara kimia, serbuk DCP yang terkena panas akan lengket seperti lem.

10. 90 % kebakaran terjadi di dalam ruangan. Sering kita temui demo DCP dilakukan di ruang terbuka, padahal kebakaran 90 % terjadi di dalam ruangan. Bisa dibayangkan jika ruangan yang terbakar sudah dipenuhi racun asap, ditambah lagi dengan serbuk DCP, kondisi ini sangat membahayakan pemakai (sesak nafas, perih dimata dan merusak paru-paru). Ibarat orang buta disuruh memadamkan api. Bahkan ada satu insiden kebakaran yang menewaskan 1 pekerja. Tewasnya pekerja itu akibat terkena lepengan tabung catridge yang jebol (korosif).


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar